Sabtu, 13 September 2014
On 17.54 by Hybrid Aldin in info No comments
Sekira 43 prajurit dan mantan pasukan
elit militer Israel mengecam tindakan penyiksaan yang dilakukan oleh
militer Israel terhadap warga Palestina. Mereka menyuarakan protes
tersebut kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Protes tersebut dilayangkan melalui surat yang ditujukan kepada PM Netanyahu, pimpinan angkatan bersenjata dan kepala intelijen militer Israel. Surat protes itu pun didistribusikan kepada media.
Tindakan dari para prajurit itu didasarkan laporan yang menyebut Unit 8200 militer Israel menggunakan badan intelijen untuk memaksa warga sipil Palestina, dalam kegiatan militer. Padahal warga Palestina ini tidak pernah terlibat sama sekali.
"Ada perbedaan antara warga Palestina yang terlibat dengan yang tidak terlibat dalam aksi kekerasan," isi surat tersebut, seperti dikutip AFP, Sabtu (13/9/2014).
"Informasi yang diperoleh dan disimpan oleh orang yang tidak bersalah. Infomrasi itu kemudian digunakan sebagai tujuan politik dan menciptakan perpecahan antara warga Palestina, dengan merekrut kolaborator. Ini membuat masyarakat Palestina saling berperang satu sama lain," lanjut dari surat tersebut.
Militer Israel pun mempertanyakan motivasi dan akurasi tuduhan dari para prajurit yang melakukan protes tersebut. Mereka juga membantah laporan mengenai tindakan pelanggaran Unit 8200 itu.
"Pihak intelijen tidak punya catatan bahwa pelanggaran itu pernah terjadi," tutur pihak Militer Israel.
"Melaporkan hal ini ke media bukan kepada atasannya, adalah tindakan mencurigakan. Ini tentunya menimbulkan keraguan mengenai klaim mereka," imbuhnya.
Anggota Unit 8200 dianggap sebagai prajurit Israel yang terbaik. Mereka melakukan tindakan pengawasan, mata-mata melalui komunikasi elektronik. Hal ini serupa dengan yang dilakukan oleh National Securitu Agency (NSA) di Amerika Serikat (AS) atau GCHQ di Inggris.v
Protes tersebut dilayangkan melalui surat yang ditujukan kepada PM Netanyahu, pimpinan angkatan bersenjata dan kepala intelijen militer Israel. Surat protes itu pun didistribusikan kepada media.
Tindakan dari para prajurit itu didasarkan laporan yang menyebut Unit 8200 militer Israel menggunakan badan intelijen untuk memaksa warga sipil Palestina, dalam kegiatan militer. Padahal warga Palestina ini tidak pernah terlibat sama sekali.
"Ada perbedaan antara warga Palestina yang terlibat dengan yang tidak terlibat dalam aksi kekerasan," isi surat tersebut, seperti dikutip AFP, Sabtu (13/9/2014).
"Informasi yang diperoleh dan disimpan oleh orang yang tidak bersalah. Infomrasi itu kemudian digunakan sebagai tujuan politik dan menciptakan perpecahan antara warga Palestina, dengan merekrut kolaborator. Ini membuat masyarakat Palestina saling berperang satu sama lain," lanjut dari surat tersebut.
Militer Israel pun mempertanyakan motivasi dan akurasi tuduhan dari para prajurit yang melakukan protes tersebut. Mereka juga membantah laporan mengenai tindakan pelanggaran Unit 8200 itu.
"Pihak intelijen tidak punya catatan bahwa pelanggaran itu pernah terjadi," tutur pihak Militer Israel.
"Melaporkan hal ini ke media bukan kepada atasannya, adalah tindakan mencurigakan. Ini tentunya menimbulkan keraguan mengenai klaim mereka," imbuhnya.
Anggota Unit 8200 dianggap sebagai prajurit Israel yang terbaik. Mereka melakukan tindakan pengawasan, mata-mata melalui komunikasi elektronik. Hal ini serupa dengan yang dilakukan oleh National Securitu Agency (NSA) di Amerika Serikat (AS) atau GCHQ di Inggris.v
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Address office
Jl. Patih Jelantik - Kuta, Bali 80361
Phone: (62-361) 769-425 | Fax: (62-361) 769-426
E-mail : sales-bali@cbn.net.id
Radio live online
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar